Popularitas cloud computing sebagian besar adalah berkat teknologi yang disebut virtualisasi, yang selama berpuluh-puluh tahun hanya tersedia di computer mainframe. Sebuah computer host menjalankan sebuah aplikasi yang dikenal sebagai hypervisor; yang membuat satu atau lebih mesin virtual. Ini mensimulasikan computer-komputer real sehingga simulasi bisa menjalankan nyaris semua software, mulai dari system operasi sampai aplikasi end-user.
Software “mengira” ia punya akses ke sebuah prosesor, jaringan, dan disk drive, persis seperti pada computer sesungguhnya. Namun seluruh kendali ada di hypervisor, yang bisa membuat, menghapus, atau menghentikan mesin-mesin virtual kapan saja.
Virtualisasi berarti server e-mail, web, atau file server, atau apa pun, bisa dibuat ketika itu diperlukan, dan dihapus keberadaannya. Ketika kebutuhannya sudah tidak ada. Ini menyebabkan computer host bisa menjalankan mesin virtual yang berbeda untuk pengguna lain.
Intinya, pengguna cloud akan mendapatkan akses ke sumberdaya computer mana pun yang mereka butuhkan kapan pun mereka menginginkannya.
Sumber: PCplus
